01805 2200289 4500001002100000005001500021035002000036006001800056007000300074008004100077856005900118020002200177040002200199082001200221084001800233245005300251264004500304300003200349336002100381337003000402338002300432520099600455650002701451850001201478250001101490990001401501INLIS00000000124347020230109125135 a0010-0123000026a gr| 000 1ta230109 g 1 ind  yhttp://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1537744 a978-602-06-4639-8 aJKPNPNAbinderda a899.221 a899.221 SEK g1 aGong Nyai Gandrung /cSekar Ayu Asmara ; editor, aJakarta :bGramedia Pustaka Utama,c2021 a184 halaman ;c13,5 x 20 cm 2rdacontentateks 2rdamediaatanpa perantara 2rdacarrieravolume aSebagai pengantin baru, Waru dan Kintan, mulai berburu rumah untuk mereka tempati berdua. Pilihan mereka pun jatuh pada sebuah rumah di daerah Magelang. Saat melihat foto-foto rumah itu dari sang broker, seketika mereka jatuh cinta dengan penampakan setiap ruangannya. Pertama tiba di rumah itu, mereka disambut Pak Wage dan Mbok Jum, sang penjaga rumah, yang begitu ramah dan siap sedia membantu mereka. Semakin menelusuri rumah besar itu, mereka mulai menemukan ruangan- ruangan baru yang menimbulkan banyak pertanyaan. Apalagi pendopo di halaman belakang, yang tak ditunjukkan sang broker dalam foto-fotonya; ruang bawah tanah, tempat koleksi buku-buku tua berbahasa Jawa dan Belanda, serta lukisan-lukisan sosok kuda; dan peralatan gamelan beserta gongnya yang menumpuk debu di gudang. Setelah menemukan gong itu, Waru dan Kintan mulai dihantui mimpi buruk, bahkan terbangun tengah malam, mendengar suara kuda, dan melihat sosok yang kemudian menghilang, Sebenarnya ada apa di rumah itu? 4aCerita horor Indonesia aJKPNPNA aCet. 1 a001013635