02762 2200277 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059020001800100082001500118084001600133100002000149245016400169250001100333260003100344300003400375650002400409700002600433700001700459700001300476700001200489700001600501520194800517990001902465INLIS00000000124683620231124090100 a0010-1123000033ta231124 0  a9786023752799 a371.1 [23] a371.1 DON p0 aDoni Koesoema A1 aPendidik Karakter Di Zaman Keblinger /cDoni Koesoema A; Editor, A. Ariobimo Nusantara, Diane Novita; Penata Isi, Samsudin, Yudhi M; Penata Sampul, Clara Ajeng aCet. 1 aJakarta :bGrasindo,c2023 axvi + 240 hlm. ;c15 x 23 cm. 4aEducation &Teaching0 aA. Ariobimo Nusantara0 aDiane Novita0 aSamsudin0 aYudhi M0 aClara Ajeng aGuru adalah pelaku perubahan. Gagasan ini semestinya menjadi bagian hakiki kinerja seorang guru. Namun, mempromosikan gagasan ini tidaklah mudah. Dalam hal mengajar misalnya, banyak guru yang masih merasa nyaman dengan hanya duduk di depan kelas dari tahun ke tahun. Cara mengajar yang sekadar duduk di depan kelas sesungguhnya menjadi tanda kurangnya dinamisme. Padahal, dinamisme adalah bagian esensial bagi sebuah perubahan. Mungkin itu hanyalah contoh kecil. Bisa jadi ini hanya simbolis dan tidak mewakili keadaan guru secara keseluruhan. Namun, tidak dapat dimungkiri bahwa berubah bukanlah sebuah urusan bisnis yang sederhana. Umumnya, guru sulit berubah, bahkan setelah melewati berbagai macam kursus, seminar, pelatihan, dan kegiatan semacamnya karena telah memiliki cara mengajar tersendiri yang menjadi andalan, yang tidak dapat disentuh oleh orang lain. Pendek kata, mengajar dianggap merupakan privasi guru di dalam kelas. Meskipun tampaknya guru sulit berubah, guru mengemban peran istimewa dalam masyarakat sebagai pelaku perubahan. Guru berperan bukan hanya sebagai pelaku perubahan yang menggerakkan roda transformasi sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Lebih dari itu, guru bisa memiliki peran utama sebagai pendidik karakter. la bukan saja mengubah hidup siswa, melainkan juga memperkaya dan memperkokoh kepribadian siswa menjadi insan berkeutamaan karena memiliki nilai-nilai yang ingin diperjuangkan dan diwujudkan dalam masyarakat. Ia bukan saja mengubah anak didik menjadi anak pandai, melainkan membekali mereka dengan keutamaan dan nilai-nilai yang mempersiapkan mereka menjadi insan yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri, orang lain, dan masyarakat. Sebagai pendidik karakter, guru membekali anak didik dengan nilai-nilai hidup yang berguna bagi hidupnya sekarang dan yang akan datang. Dengan menjadi pendidik karakter. guru mengukuhkan dirinya sebagai pelaku perubahan yang sesungguhnya. a00103262012023