01992 2200373 4500001002100000005001500021035002000036006001800056007000300074008004100077856016300118020002200281040002200303082001400325084002000339245011800359250003000477264010600507300004500613336002100658337003000679338002300709500001100732504003400743520065200777650002801429650003001457650001801487700003101505700003201536850001201568990001901580990001901599INLIS00000000095134020240703110637 a0010-0322000023aa g 001 0ta240703 g 0 ind  xhttp://opac.perpusnas.go.id/uploaded_files/sampul_koleksi/original/Monograf/1221900.JPG?rnd=1892650384yhttp://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1221900 a978-602-6577-39-9 aJKPNPNAbinderda a305.895 1 a305.895 1 PAN k1 aKonflik dan perdamaian etnis di Indonesia /cSamsu Rizal Panggabean ; penyunting, Titik Firawati, Irsyad Rafsadie aCetakan 1, September 2018 aTangerang :bPT Pustaka Alvabet dan Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Yayasan Paramadina,c2018 axxxvi, 241 halaman :bilustrasi ;c21 cm 2rdacontentateks 2rdamediaatanpa Perantara 2rdacarrieravolume aIndeks aBibliografi : halaman 191-206 aPerubahan sentimen antirezim Orde Baru ke sentimen anti-Cina berhasil melahirkan kekerasan di Surakarta. Hal ini terjadi karena diiringi penarikan perlindungan dari aparat keamanan. Di sisi lain, Yogyakarta merespon sentimen itu dengan metode nir-kekerasan dan pelibatan berbagai kalangan dalam pengelolaan konflik serta koordinasi yang lebih lancar. Di kasus lain, Ambon mengalami ambruknya kehidupan sehari-hari yang diperparah dengan kegagalan dalam menurunkan tensi konflik sehingga terjadi kekerasan Islam-Kristen. Sedangkan di Manado, tekanan direspon dengan nir-kekerasan, yaitu dengan pengendalian batas dan koordinasi antar umat beragama. 4aOrang Cina di Indonesia 4aKonflik rasialzIndonesia 4aKonflik agama0 aTitik Firawatiepenyunting0 aIrsyad Rafsadieepenyunting aJKPNPNA a20190010030701 a20190010030801